Rabu, 23 Februari 2011

~ origami? ~

sejauh ini sudah melipat
memperkecil
atau hanya menyederhanakan sih?
ah bagiku tetap memperkecil
karena semakin rumit
berlagak mengelanakan impian 
dan menambatkannya pada jutaan bintang
lalu menjadi gantungan rasa pada hembusan angin
yang tidak selalu ramah

sejauh ini sederhana menjadi rumit
kala engkau meniduri punak tajam 
nyelekit
begitu orang-orang bijak bicara
dan bukan sesuatu yang mudah, sebenarnya
kala engkau menjadi budak 
dan menuhankan cinta
di atas Tuhan itu sendiri
kuwalat

Jakarta, 23 Februari 2011 dalam origamiku sendiri





Selasa, 22 Februari 2011

~ tidak semua ~

membelah senja menujumu
meninggalkan remah-remah masalah yang tidak pernah remeh
sekedar untuk membaui lekukan senyummu
ini tentang kamu

hanya selalu merasa keliru bicara rasa denganmu
memindai galaunya sorot mata yang selalu basah oleh cinta
bagai menantang Tuhan dan seluruh ajaranNya
ini selalu tentang kamu

senja masih ribut, ngotot menawarkan nafsu
skin to skin, eye to eye
memaksaku mencumbu masa lalu, sebentar
karena sesudahnya aku bangun dari pingsanku :

tidak semua hal adalah tentangmu

Jakarta 21 Februari 2011

Jumat, 18 Februari 2011

~ reuni ~

adalah wajah-wajah berbau pilar-pilar kampus
semburat tawa, olok-olok renyah
masa lalu
foto copy
teh botol
risoles isi ayam
"cangkruk" lantas titip absen

adalah wajah-wajah umur pertengahan
dengan dua dekade cerita berjejalan
bergulung-gulung
susah, senang, tumpah ruah
ingatan berlompatan melipat waktu
wajah-wajah itu
ada yang terlupa
ada yang selalu melekat

adalah bertemu dengan masa lalu
yang membentangkan benang kenangan
merenda menuju kekinian
cerita tentang anak
tentang olah raga
tentang makanan sehat
daya upaya menahan renta
adalah
cerita tentang kami
wajah-wajah tak pernah tua....

Senayan City, 18 Februari 2011

Kamis, 17 Februari 2011

~ galau ~

dix heures par nuit

la pluie

sombre

la télévision en lumière

bruit encore de la condamnation

mon cœur histoires toujours sur vous

l'insomnie

Senin, 14 Februari 2011

~ mendendang sesal ~

mendendang adalah kala selarik nada memenuhi pikiranmu
mengelanakan lamun jauh hingga ke ujung ufuk
menggumamkan rimbunan kata yang bergumpal-gumpal
mendendang

bagaimana sesal mampu mendendang?
sedang itu adalah sebuah rasa yang tak nyaman
kenyataannya bernyanyi demikian, kawan
sesal membuatku mendendang, agak lama

kutata sedemikian rupa rencana yang runut
rencana berupa apa saja
lalu saat kutapakkan kaki mengikutinya, aku lupa
lupa serupa apa rencana itu

andai Tuhan mengijinkanku memutar waktuku
(artinya waktu orang lain pun harus berputar)
(maka Tuhan tidak pernah ijinkan hal demikian, itu baru ku tahu)
maka langkahku pasti tak salah
atau memang demikian takdirku? entahlah

kini, di pagi yang lembab
sesal masih menggaung, dan menjejali ruas-ruas pikirku
hatiku meranakan pinta
akan sebuah pemberian maaf yang teduh

Jakarta 14 Februari 2011


Kamis, 10 Februari 2011

~ menjawab pinta ~

mengaduk rasa adalah keahlianku
menahan sakitnya hati adalah nama tengahku
bahkan sabar pun menjadi nafas tunggalku
dan kulakukan semua sendiri, bergelung bangga

lalu,
lalu tiba-tiba engkau mengaku bagian dari hidupku
padahal secuil pun tak
bahkan sekedar lewat saja tak

lalu,
lalu mengapa kini aku merasa engkau menagih janji?
padahal utang rasa padamu pun aku tak pernah
ingin pun enggan

menjawab pintamu yang menurutmu janji
adalah bagai menguapkan abab yang melembab
berat karena kesal
apa yang perlu kujawab, sebenarnya?

Jakarta medio Februari 2011

~ Puisi Kehidupan ~

Sebuah puisi permenungan, karya Alm. Chairil Anwar

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah

Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan

Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku

Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?

Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…

Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

Jakarta, 10 Februari 2011

Senin, 07 Februari 2011

~ mendendang pikir ~

kuselonjorkan kaki melintas tanah ku berpijak
lalu kusandarkan punggungku yang kaku pada cerita lalang
mataku terpejam
membutakan telingaku
agar hanya suaramu yang murni mampir
tapi hanya senyap kudapat
bahkan detak jantungku pun malu-malu

rupanya otakku justru sedang ramai bercakap
sendiri, monolog
mencairkan gumpalan misteri yang mulai membatu
memecahkan teka-teki kehidupan diri
dan mengurainya menjadi pilinan yang jelas
tak heran suaramu tenggelam
kalah jauh dengan pikiranku yang cerewet

Jakarta 7 Februari 2011