biasa, agar kau tak bisa menerka isi hatiku
sekali-sekali aku ingin terlihat misterius
terutama di depanmu
padahal hatiku linglung
jalanku galau
pikiranku gontai
lidahku resah
lalu dari perdebatan menuju diskusi-diskusi menarik
membuat hijau menjadi ungu, dan biru menjadi oranye
hati menggeliat ingin berontak
agar tak terlalu misterius lagi
lelah berpura-pura
mataku membola
tanganku menggapai
bibirku bergetar
kemiudian kami meneruskan perbincangan
tentang topik favoritku sepanjang masa
bahkan saat tanpa suara
batin kami bercakap renyah menembus malam
andai jarak itu bukan penghalang
sudah kudekap engkau erat
seperti doaku yang mendekap erat doamu
tiap hari
Jakarta, Oktober 2014