sudah seminggu tanpamu
walau setiap malam suaramu memecah sepi
bercerita tentang Narmada
membelah Pusuk
bercakap dengan Parisean
menggebu
bergelora
andai raga mampu melesat menemani
merasakan petualangan tanpa henti
melesakkan cinta hingga pangkal rasa
bercanda dengan awan Gili Meno
memenjarakan sepi di tepian Rinjani
memilin jari
mengawinkan hati
andai bukan hanya suaramu yang mendatangi
menjadikan malam terang
menjadikan sunyi ramai
berbincang melawan mimpi
namun Lombok terlalu memikatmu
dan aku harus menawarkan kalah
di tengah sinyal yang pecah-pecah
Cepat kembali...kami rindu
Jakarta 11.11.11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar