api itu tak pernah padam, katamu
walau berjuta tahun melipat ribuan peristiwa
aku akan tetap menjadi sumbu yang terbakar oleh pendarmu
tidak akan pernah tidak, katamu
pasti
kepastianmu itu membawaku tenggelam ke dalam pusaran yang tak pernah henti
pusaran yang bernama memori
bernama nafsu
adakah cinta?
dan naik derajat menjadi kasih?
tak pasti
dan demi nafsu yang demikian meruntuk nurani
aku kembangkan rindu yang melingkar jiwa
dan mewarnai sumbu tadi menjadi merah membara
lalu kudengar desahmu yang serak
mendamba
dan pertanyaan selanjutnya adalah : lalu?
akankah kau bawa rindu ini 'tuk menjurakan rasa?
yang eka?
pantaskah rindu?
sudahkah cinta?
Jakarta 25 Agustus 2012
setiap keping huruf hanyalah yang terlintas dalam kehidupan yang ramai, yang sunyi, yang gembira, yang perih, yang khayal...
Sabtu, 25 Agustus 2012
Selasa, 07 Agustus 2012
~ jumawaku ~
di halaman rumahMu yang terang benderang oleh cahaya cinta
aku menggelepar, nyaris mati karena getar hati
dalam carut marut jiwa yang sulit digambarkan
aku mengais cinta yang tak mungkin tinggal sisa-sisa
aku dan Tuhanku yang selalu cinta, walau aku kadang lupa
bahkan dalam ibadah-ibadah yang terlihat khusyuk
aku sering munafik
tapi Tuhanku tak pernah tak mengerti
dengan segala kemafhumanNya yang tak terbayangkan
lalu aku hanya bisa menangis dan menghentakkan hati pada bumi
sambil bertahan keras kepala agar selalu terlihat tegar
padahal rapuh bukan main
berlumuran dosa-dosa yang tak termaafkan manusia
bermandi maksiat yang mengucur deras detik demi detik
semua itu bagai film berputar berulang-ulang di dalam otak kosong ini
lalu apa yang kubanggakan dari ibadah-ibadahku ini?
aku dan jumawaku yang kering kerontang
nol kosong
Makkah, Juli 2012
aku menggelepar, nyaris mati karena getar hati
dalam carut marut jiwa yang sulit digambarkan
aku mengais cinta yang tak mungkin tinggal sisa-sisa
aku dan Tuhanku yang selalu cinta, walau aku kadang lupa
bahkan dalam ibadah-ibadah yang terlihat khusyuk
aku sering munafik
tapi Tuhanku tak pernah tak mengerti
dengan segala kemafhumanNya yang tak terbayangkan
lalu aku hanya bisa menangis dan menghentakkan hati pada bumi
sambil bertahan keras kepala agar selalu terlihat tegar
padahal rapuh bukan main
berlumuran dosa-dosa yang tak termaafkan manusia
bermandi maksiat yang mengucur deras detik demi detik
semua itu bagai film berputar berulang-ulang di dalam otak kosong ini
lalu apa yang kubanggakan dari ibadah-ibadahku ini?
aku dan jumawaku yang kering kerontang
nol kosong
Makkah, Juli 2012
~ serpihan memori ~
jarak ribuan mil itu saling terpaut
dalam gelut cakap yang intens mengerucut
menyemangati dengan caranya sendiri
kamu dan serpihan-serpihan memori
tentang cerita ayah dan anak lelakinya
jarak ribuan mil itu saling mengikat
dalam keliaran kata yang liat
menderapkan degup jantung dengan bahasanya sendiri
aku dan serpihan-serpihan memori
tentang bentang waktu dan rasa yang pekat
4955 mil itu terasa sangat dekat
sedekat getar dua hati yang sulit mengelak
dan bahkan deskripsinya pun kami jengah
ah sudahlah, demi kami yang sudah menua ini
hanya ini yang kami punya
Jakarta Jeddah dalam SLJJ
dalam gelut cakap yang intens mengerucut
menyemangati dengan caranya sendiri
kamu dan serpihan-serpihan memori
tentang cerita ayah dan anak lelakinya
jarak ribuan mil itu saling mengikat
dalam keliaran kata yang liat
menderapkan degup jantung dengan bahasanya sendiri
aku dan serpihan-serpihan memori
tentang bentang waktu dan rasa yang pekat
4955 mil itu terasa sangat dekat
sedekat getar dua hati yang sulit mengelak
dan bahkan deskripsinya pun kami jengah
ah sudahlah, demi kami yang sudah menua ini
hanya ini yang kami punya
Jakarta Jeddah dalam SLJJ
Senin, 06 Agustus 2012
~ Mukkaddimah Cinta ~ (karya Emha Ainun Najib)
kakimu tak berhenti melangkah sampai serasa nyodok cakrawala,
tapi hatimu diam bertapa, disemayami oleh Allah Azza wa Jalla,
tapi hatimu diam bertapa, disemayami oleh Allah Azza wa Jalla,
tangan bergerak dan terus bergerak sampai gunung-gunung dipeluknya,
tetapi qolbu bisu bersila di gua rindu kepada sumber segala cahaya,
akal pikiran bergolak mengembarai benua-benua,
sulthon yang ditanamkan di dalam inti ruh manusia, menembus ke dalam bumi, menguak batas-batas langit,
tetapi Fuad, Fuad, Fuad menginti ke zarah cinta, nyawiji, mewahid dengan sangkan paran cahaya tauhid
dunia menjadi racun, bumi penuh bisa, tanah menjadi sawah ladang kehancuran,
udara dihisap oleh nafsu menjadi partikel-partikel kebodohan massal,
tapi hatimu terus bersujud,
hatimu terus dan terus bersujud, dituntun oleh kerinduan kepada Sang Maha Wujud
Jiwamu terus bersila, bertapa, karena engkau adalah salik sejati
yang merdeka dari penindasan dunia yang maya,
karena engkau adalah pejalan cinta
yang bebas yang bebas dan sanggup mengatasi segala fatamorgana
Jakarta 4 Agustus 2012 diambil dari album masGus Candra Malik
Langganan:
Postingan (Atom)