Selasa, 07 Agustus 2012

~ jumawaku ~

di halaman rumahMu yang terang benderang oleh cahaya cinta
aku menggelepar, nyaris mati karena getar hati
dalam carut marut jiwa yang sulit digambarkan
aku mengais cinta yang tak mungkin tinggal sisa-sisa
aku dan Tuhanku yang selalu cinta, walau aku kadang lupa
bahkan dalam ibadah-ibadah yang terlihat khusyuk
aku sering munafik
tapi Tuhanku tak pernah tak mengerti
dengan segala kemafhumanNya yang tak terbayangkan

lalu aku hanya bisa menangis dan menghentakkan hati pada bumi
sambil bertahan keras kepala agar selalu terlihat tegar
padahal rapuh bukan main
berlumuran dosa-dosa yang tak termaafkan manusia
bermandi maksiat yang mengucur deras detik demi detik
semua itu bagai film berputar berulang-ulang di dalam otak kosong ini
lalu apa yang kubanggakan dari ibadah-ibadahku ini?
aku dan jumawaku yang kering kerontang
nol kosong

Makkah, Juli 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar