Senin, 14 Februari 2011

~ mendendang sesal ~

mendendang adalah kala selarik nada memenuhi pikiranmu
mengelanakan lamun jauh hingga ke ujung ufuk
menggumamkan rimbunan kata yang bergumpal-gumpal
mendendang

bagaimana sesal mampu mendendang?
sedang itu adalah sebuah rasa yang tak nyaman
kenyataannya bernyanyi demikian, kawan
sesal membuatku mendendang, agak lama

kutata sedemikian rupa rencana yang runut
rencana berupa apa saja
lalu saat kutapakkan kaki mengikutinya, aku lupa
lupa serupa apa rencana itu

andai Tuhan mengijinkanku memutar waktuku
(artinya waktu orang lain pun harus berputar)
(maka Tuhan tidak pernah ijinkan hal demikian, itu baru ku tahu)
maka langkahku pasti tak salah
atau memang demikian takdirku? entahlah

kini, di pagi yang lembab
sesal masih menggaung, dan menjejali ruas-ruas pikirku
hatiku meranakan pinta
akan sebuah pemberian maaf yang teduh

Jakarta 14 Februari 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar