sang kala menjentik-jentikkan jari pada tubuh mendewasa
memercikkan gelora yang menyala-nyala dalam sukma
membentangkan degup hingga ufuk datangnya surya
kamu ada di sana
lalu saat batin sekuat tenaga mempertahankan norma
berbenturan keras dengan apa yang kita agung-agungkan sebagai agama
sedang rasa sedemikian meraja
kamu masih di sana
aku bertahan pertaruhkan malam tak jadi pagi
lalu pelan kamu mengetuk nurani
membuatku betah berlama-lama
mencumbu nafsu yang kurasa ia bernama
Jakarta Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar