biasanya kusiapkan semangkuk oatmeal untuk tenagaku
dan kuseduh seperempat liter teh hijau hapus dahagaku
namun pagi ini berbeda
berbeda karena bukan uba rampen itu yang kujumpa
kudengar di luar awan bergulung-gulung
gemuruh petir bersebadan dengan kilat yang menyambar gahar
lalu hujan bagai air bah merontokkan sendi-sendi bumi
aku kehilangan nafsu makanku
hingga tertatih kukumpulkan nyaliku
untuk duduk di pangkuan semesta
berangkulan dengan langit menatap resah
suap demi suap kujejalkan gundah
Jakarta 24 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar