Kamis, 08 Desember 2011

~ bercakap dengan takdir ~

sapamu yang lembut meriakkan gelombang getar yang menderu-deru di dalam sana
meredakan segala resah yang membelengguku belakangan ini
menjawab berjuta pertanyaan yang bergulung-gulung
tentang kita

{andai sinar wajahmu bisa menular
kuingin raup semua hanya untukku
dan kubungkus dengan segenap rasa yang kupunya
agar kita selalu bersama
kau pernah bilang bahwa aku tiaramu
yang kau sunggi dengan jiwamu yang memancar kasih
kau bawa kemana saja hingga ujung waktu
karena cintamu}

lalu di manakah waktu?
masihkah kita punya?
sedang bukan hanya rasa yang kita pelihara
cinta hyang pun jadi belukar menawarkan perih

sejenak kau diam seolah labuhkan pikir pada angin yang datang tiba-tiba
katamu kemudian :
andai boleh memilih waktu, hanya engkau
meski waktu purna tugas digantikan oleh waktu yang baru

dan kita menjadi kupu-kupu
melepas angan dengan segenggam harap
agar selalu berdua bercakap dengan takdir
walau waktu baru silih berganti datang
walau tubuh tak kuat menyangga
selalu ada jiwa
yang mencinta

hingga moksa
hingga moksa

Jakarta 8 Desember 2011
seperti yang kuserap tentang Kara dan Kanaya
tentang kehidupan dan cinta yang tak berbatas
"terimakasih mas Dimawan Krisnowo Adji atas musik dan cerita yang luar biasa...:)"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar