sedang kusemai mangu yang mendadak datang
bercakap kami tentang perasaan
tentang cinta
berupa-rupa pertanyaan yang menggugat
kebanyakan : mengapa?
menyeret pada ujung lalu
saat kau gelandangkan nyata
memaksa dekap rasamu yang menggumpal
pada mimpi
pada khayal berwujud cinta
masih pantaskah kau mencinta kali kedua
jika hatimu melulu miliknya
lalu di manakah setia?
di manakah aku?
tak kah kau sadari hatiku meruyak?
kalbuku ngelu
pernyataanmu menggetaskan rasa
perih
kini
saat musik indah itu telah berhenti sempurna
kau kemas kecewamu menujunya
pulang
dan kubisikkan : selamat jalan
Jakarta, 17 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar