Jumat, 24 Desember 2010

~ untuk dia yang bernama rindu ~

memoriku mengular hingga berbilang tahun yang telah lepas,
menjuntai-juntai mengenai kakiku yang telanjang,
lalu menembus bumi,
aku menggelepar terkapar karena merana,
menahan lapar belaimu yang tergetar oleh setan bernama rasa...

memoriku mencekikku malam ini,
dan menyiksaku disertai tarian mengejek menantang,
dengan mata yang berkilat karena nafsu,
dan aku kaku sulit bergerak,
karena kejujuran hatiku yang terlalu agung,
sumpah, aku rindu...

Jakarta, malam yang melulu dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar