Minggu, 09 Januari 2011

~ cerita dari negeri suka-suka ~

ia termangu di ujung fajar
berpikir tentang dosa
yang panjang membuntuti
nggrundel
mengapa sulit membelit, desahnya
"saat aku begitu ingin merdeka
 melipat isi bumi
 meraup bimasakti"

hingga matahari membentur dahi
ia masih menekuni tanah
menghitung batu bagai hutang tuan
merelakan hatinya dipecut ketakutan
melepas segala cinta yang telah kering
dimakan ketamakan
merakus harapan
berkawan setan

aku memandangnya dari kejauhan
bukannya tak kasihan
tapi sungguh lidahku diikat aturan raja
mataku dibutakan pekak murka
ia masih diam bergelut pikiran dusta
bergelimang sanjungan semu setan berwujud manusia
dan menyumpal jantungnya dengan mimpi-mimpi palsu
di ujung senja aku tertawa, geli

Negeri Suka-suka, Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar