sedang aku masih menelan kemunafikan
kujadikan pil pagi
pil siang
dan pil malam
tiga kali sehari
cukuplah
aku sakit, kata emakku
kukatakan padanya aku kaya
padahal kukais dompetku
hingga jebol jahitannya
saat kubeli nasi di warung depan
saat kubeli nyawaku dari matamu
kukatakan padanya
semua baik-baik saja
padahal kututupi borokku dengan minyak wangi paling mahal
utangan, tentu
kurasa emakku tahu
tapi aku punya pil andalan, tidak peduli
munafik sepertinya sudah jadi darahku
membelit
mengkanker
emakku was was memandang tingkahku
yang sulit sekali jujur
pada jantungku
aku sakit
maka kuminum obat
hingga makin parah
dan kutunggu detak jantungku berhenti
saat itu munafikku selesai
aku jujur, aku mati
Jakarta 24 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar