Rabu, 03 November 2010

~ akhir sebuah kita ~

dulu kuteriakkan pada malam sunyi rasaku padamu,
dan kau katakan pada ilalang liar aku belahan jiwamu,
lihat, baju kitapun sama, walau yang dibalutnya berbeda,
bahkan, bahkan sebelum kuucap salam, kau sudah amini seolah ku Raja...

betapa kita bagai selembar daun rangka sejajar,
apa yang kupikir, kau pikir juga,
apa yang kuingat, kau ingat juga,
aku, kamu, satu...

lama-lama aku begah juga, 
kelengketan itu rasanya sulit lepas,
kau ikuti aku hingga lipatan malamku,
membelit..bagai pulut...pahit...

sumpah,
aku masih sayang padamu,
tapi bisakah kau kurangkan kaitmu padaku,
dan kau akui aku bukan siapa-siapamu?

lalu jadikan kita laksana rel kereta,
seiring, sejalan, setujuan,
tapi tak pernah bersimpangan,
kita adalah kamu dan aku
terpisah...

Nun jauh dari mataku, September 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar