Selasa, 02 November 2010

~ cemburuku ~

bau air hujan yang mengencingi tanahku belumlah kering..
terjerembab aku di tengah-tengah,
dengan pendulum yang tak jelas bilang apa,
sulit bagiku untuk bangkit,
kau bertanya padaku lugas, di saat aku masih belum bisa duduk rapi,
bertanya dengan nafsu tak terbendung setan,
"Cemburukah kamu, kalau kucium perawan bisu di ujung jalan itu?"
lalu kau teruskan lagi teriak panasmu,
"Ayo tunjukkan padaku, bahwa parut cemburumu mengakar di dadamu!"

tak tahan, aku bangkit dan teriakkan kalimat yang tercekat amarah,
"Bagaimana aku cemburu jika cintaku tlah mati terkubur dosa jutaan tahun lalu?"

Laki-lakiku, tak lihatkah kau bahwa air hujan membasuh bersih rasaku padamu?
Laki-lakiku, percayalah semua yang kumuntahkan padamu selama ini hanya kiasan?
Lihatlah betapa rakusnya kau memakan semuanya terang-terang!
Kau tahu...
bahkan cemburuku tak percaya lagi padaku...


TPR, Romantisme Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar