Selasa, 02 November 2010

~ bercinta dengan angin ~

aku mendengar desaumu di kejauhan,
lirih..mengiba..mengundang sepi,
seakan tahu kelamku,
engkau denguskan nafasmu,
menggelitik kupingku,
membuncahkan dentuman aneh di sisi-sisi hati,
bagaimana kau membuatku nafsu bila wajahmu tersembunyi ,
di balik daun-daun jati,
di lorong gelap gedung tinggi...

seminggu berlalu kini engkau di hadapan,
menyebut namaku dalam-dalam penuh pengharapan,
dengan luapan kasih tak tergambarkan,
walau masih aku raba wajah dalam kegelapan,
rasa tak bersuara, hanya merasa,
pada kanda bak angin yang sapanya lembut mendayu kalbu,
aku tumpahkan semua tangisku di pelukmu,

terdengar suaramu menggetarkan syarafku,
menantang gelinjang, menghardik santunku..
seperti pagi ini,
aku bangun dengan bercakmu di sekujur tubuhku,
tak nyata mata, namun ada...
setelah malam tadi,
aku bergumul penuh amarah eros denganmu,
bermandi peluh, mendesah tak menentu,
dengan bahasa yang hanya kita tahu...

termenungku kini dengan sebuah tanya,
dosakah insan yang dimabuk cinta,
yang menggoyang semak mewangi bunga..
walau hanya padanya angin aku bercinta,
namun nafsu tak terbendung norma...

semoga bukan,
karena cinta tak mengenal neraka....
s e m o g a...


TPR 1 Maret 2009, dalam dekapan angin cinta..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar